UG Sekai
Anything Random That Author Want to Post
Sabtu, 06 Januari 2018
Minggu, 05 November 2017
Rabu, 25 Oktober 2017
Kamis, 12 Oktober 2017
Perbedaan Sistem Informasi Komputer Dengan Sistem Informasi Kognitif/Kognisi Manusia
1. Sistem Informasi berbasis computer (CBIS)
A. Arsitektur Komputer
Arsitektur komputer adalah konsep perencanaan dalam
sebuah sistem komputer. Di dalam arsitektur komputer juga terdapat struktur
pengoperasian dasar dari perangkat komputer itu sendiri. Bagaimana nantinya
komputer yang akan dirancang dapat beroperasi secara semestinya. Jadi,
arsitektur komputer merupakan bahan dasar untuk merancang komputer.
Arsitektur komputer tidak hanya mempelajari tata letak
perangkat komputer, namun juga mencakup atribut-atribut dalam sebuah perangkat
komputer. Beberapa atribut komputer yang dirancang dalam arsitektur komputer
antara lain: set intruksi, jumlah bit yang dipakai untuk mengoperasikan
beberapa jenis data, jenis aritmetika yang dipakai, mekanisme I/O, teknik
pengalamatan dan masih banyak lagi.
B. Pengertian Computer Based Information System (CBIS)
Computer Based Information System (CBIS) atau Sistem
Informasi Berbasis Komputer merupakan suatu sistem pengolah data menjadi sebuah
informasi yang berkualitas dan dipergunakan untuk suatu alat bantu pengambilan
keputusan. Dengan integrasi yang dimiliki antar subsistemnya, sistem informasi
akan mampu menyediakan informasi yang berkualitas, tepat, cepat dan akurat
sesuai dengan manajemen yang membutuhkannya.
Computer Based Information System (CBIS) atau yang
dalam Bahasa Indonesia disebut juga Sistem Informasi Berbasis Komputer
merupakan sistem pengolah data menjadi sebuah Informasi yang berkualitas dan
dipergunakan untuk suatu alat bantu pengambilan keputusan.
2. Sistem Informasi Kognisi Manusia
A. Struktur kognisi manusia
Struktur merupakan cara sesuatu disusun atau dibangun, yang
disusun dengan pola tertentu, sedangkan kognitif, Menurut Livingstone, kognitif
adalah kemampuan berpikir dimana yang menjadi objek berpikirnya terjadi pada
diri sendiri. Segala sesuatu tentang pengetahuan, kesadaran, kontrol yang
dihasilkan dari proses berpikir yang terjadi pada diri sendiri.
Teori kognitif lebih menekankan bagaimana proses atau upaya
untuk mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain.
Oleh sebab itu kognitif berbeda dengan teori behavioristik, yang lebih
menekankan pada aspek kemampuan perilaku yang diwujudkan dengan cara kemampuan
merespons terhadap stimulus yang datang kepada dirinya.
Pandangan kognitif dalam bidang informasi dianggap berbeda
dari pandangan kognitif tentang kerja otak manusia. Dalam konteks informasi,
pandangan kognitif menekankan pada pengembangan model pemrosesan informasi
dalam kerja otak dan kesadaran manusia. Proses yang dilakukan adalah memperoleh
pengetahuan dan memanipulasi pengetahuan melalui aktivitas mengingat,
menganalisis, memahami, menilai, menalar, membayangkan dan berbahasa. Kapasitas
atau kemampuan kognisi biasa diartikan sebagai kecerdasan atau intelegensi.
Jadi, disini yang dibicarakan adalah poses bagaimana manusia memperoleh sebuah
informasi, yaitu dengan cara mengingat sesuatu kemudian memahami nya dan
mengutarakannya melalui bahasa ataupun perilaku yang baik.
B. Pengertian sistem informasi kognitif manusia
Pandangan kognitif dalam bidang informasi dianggap berbeda
dari pandangan kognitif tentang kerja otak manusia. Dalam konteks informasi,
pandangan kognitif menekankan pada pengembangan model pemrosesan informasi
dalam kerja otak dan kesadaran manusia.
3. Analisi Perbedaan Sistem Informasi Komputer Dengan Sistem
Informasi Kognitif/Kognisi Manusia.
a. Struktur kognisi manusia merupakan bagian atau komponen yang
terstruktur dalam otak manusia yang memberi pengetahuan berdasarkan sistem,
skema, adaptasi, asimilasi dan akomodasi yang membentuk suatu kematangan dan
pengalaman otak dalam menjalankan kehidupan sosial bagi seorang manusia.
Mempunyai struktur yang sangat kompleks.
b. Arsitektur komputer merupakan konsep perencanaan dan
struktur pengoperasian dasar dari suatu sistem komputer, kompleks namun tidak
sekompleks kognisi manusia. Arsitektur komputer ini merupakan rencana deskripsi
fungsional dari kebutuhan bagian perangkat keras yang didesain (kecepatan
proses dan sistem interkoneksinya). Dalam hal ini, implementasi perencanaan
dari masing–masing bagian akan lebih difokuskan terutama, mengenai bagaimana
CPU akan bekerja, dan mengenai cara pengaksesan data dan alamat dari dan ke
memori cache, RAM, ROM, cakram keras, dll. Beberapa contoh dari arsitektur
komputer adalah arsitektur von Neumann, CISC, RISC.
4. Kelebihan Arsitektur Komputer Dan Struktur Kognisi
a. Kelebihan arsitektur komputer:
- Memiliki processor yang berjumlah lebih dari satu
- Bisa digunakan oleh banyak pengguna (multi user)
- Dapat membuka beberapa aplikasi dalam waktu bersamaan
- Kecepatan kerja processornya hingga 1GOPS (Giga Operations per Second)
b. Kelebihan struktur kognisi :
- Struktur kognisi lebih sistematis sehingga memiliki arah dan
tujuan yang jelas
- Banyak memberi motivasi agar terjadi proses belajar
- Mengoptimalisasikan kerja otak secara maksimal
5. Kekurangan Arsitektur Komputer Dan Struktur Kognisi
a. Kekurangan Arsitektur Komputer
- Karena ukurannya yang besar, maka diperlukan ruangan yang
besar untuk menyimpannya
- Harganya sangat mahal
- Interface dengan pengguna masih menggunakan teks
- Membutuhkan daya listrik yang sangat besar
b. Kekurangan struktur kognisi:
- Membutuhkan waktu yang cukup lama
- Terkadang sulit mengaplikasikannya dikehidupan sehari-hari,
karena tergantung individu masing-masing dalam mengoptimalkan cara berpikir
mereka
SUMBER
Minggu, 15 Januari 2017
Tugas Psikologi Manajemen
Empowerment, Stres, dan Konflik
A.
Empowerment
Pemberdayaan
(empowerment) adalah suatu kegiatan
yang berkesinambungan, dinamis, dan secara sinergis mendorong keterlibatan
semua potensi yang ada secara evolutif dengan keterlibatan semua potensi.
Menurut Ife, pemberdayaan (empowerment)
adalah meningkatkan kekuasaan atas mereka yang kurang beruntung. (Suhendra,
2006)
Empowerment sebagai
mendorong dan membolehkan seseorang untuk mengambil tanggung jawab secara
pribadi untuk meningkatkan atau memperbaiki cara menyelesaikan pekerjaan hingga
dapat meningkatkan kontribusi dalam pencapaian sasaran organisasi. (Richard
Carfer)
Jadi empowerment adalah suatu kegiatan
berupa pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dari atasan kepada bawahannya
dengan adanya kontrol untuk dapat mendorong potensi yang ada demi pencapaian
sasaran organisasi.
B.
Stres
Stres adalah
suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu
kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau
penghalang. (Robbins)
Wolfolk
dan Richardson menyatakan bahwa adanya sistem kognitif, apresiasi stres menyebabkan
segala peristiwa yang terjadi disekitar kita akan dihayati sebagai suatu stres berdasarkan
arti atau interpretasi yang kita berika terhadap peristiwa tersebut, dan bukan
karena preristiwa itu sendiri. Jadi stres adalah suatu keadaan
ertekan baik secara fisik maupun psikologis.
Sumber stres
-
Faktor lingkungan, perubahan siklus bisnis menciptakan ketidakpastian ekonomi
hingga orang mulai khawatir akan ekonominya.
-
Faktor organisasi, tekanan dalam bekerja, beban kerja yang berlebihan, atasan
yang menuntut, sampai rekan kerja yang tidak bersahabat.
-
Stresor, tuntutan tugas, peran, hubungan anta pribadi, tuntutan fisik, struktur
organisasi, kepemimpinan, dll.
-
Faktor pribadi, masalah keluarga, masalah ekonomi, serta epribadian dan
karakter yang melekat dalam diri.
C.
Konflik
Konflik
merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan
akibat daripada keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara
dua pihak atau lebih pihak secara berterusan. (Taquiri dalam Newstorm &
Davis)
Konflik
organisasi merupakan interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain
berhubungan dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan. (Minnery)
Konflik
diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih dimana salah
satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau
membuatnya tidak berdaya.
Jenis
– jenis konflik
Dilihat dari yang
terlibat di dalamnya dibagi 6, yaitu:
- Konflik dalam diri individu; tugas yang
melebihi batas kemampuannya.
- Konflik antar individu; terjadi karena
perbedaan kepribadian.
- Konflik individu dan kelompok; karena
indivdu tidak dapat menyesuaikan dengan norma kelompok.
- Konflik antar kelompok dalam organisasi
yang sama; karena masing –masing punya tujuan yang berbeda dan berusaha
mencapainya.
- Konflik antar organisasi; biasanya
karena perebutan sumber dayayang sama.
- Konflik antar individu dalam organisasi
yang berbeda; biasanya karena ada perilaku individu yang berdampak negative
terhadap organisasi tersebut.
Dilihat dari posisi dalam
organisasi dibagi 4, yaitu:
Konflik vertikal; antara atasan dan
bawahan.
Konflik horizontal; konflik antar karyawan
yang kedudukannya sama.
Konflik garis-staff; biasanya antara
karyawan yang memberi komando dengan penashat organisasi.
Konflik peran; karena satu orang mengemban
peran ganda yang bertentangan.
Dilihat dari fungsinya
dibagi 2, yaitu:
- Konflik fungsional, yaitu konflik yang
mendukung pencapaian tujuan kelompok dan memperbaiki kinerja kelompok.
- Konflik disfungsional, konflik yang
merintangi pencapaian tujuan kelompok.
Proses-proses
Konflik
Menurut Smith
:
- Tahap Antisipasi, yaitu
merasakan munculnya gejala perubahan yang mencurigakan.
- Tahap Menyadari, yaitu
perbedaan mulai diekspresikan dalam bentuk suasana yang tidak mengenakkan.
- Tahap pembicaraan,
yaitu pendapat-pendapat berbeda mulai bermunculan.
- Tahap Perdebatan
Terbuka, yaitu perbedaan pendapat mulai ditunjukkan dengan nyata dan terbuka.
- Tahap Konflik Terbuka,
yaitu masing-masing pihak berusaha memaksakan kehendaknya kepada pihak lain.
D.
Contoh Kasus yang berkaitan dengan Stres & Konflik
Seorang mahasiswa bernama
Efr (20) ditemukan tewas di rumahnya di kawasan Petukangan Selatan,
Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Rabu (27/7/2016). Ia diduga gantung diri.
Kanit Reskrim Polsek
Pesanggrahan, AKP Sofyan Suri, menuturkan Efr ditemukan tergantung di tangga
rumah oleh ayahnya pada sekitar pukul 10.46. Arman, ayah Efr, sejam sebelumnya
pergi mengantarkan istrinya kerja dan menelepon ke rumah tetapi telepon tidak
dijawab.
Sampai di rumah, Arman
mengetok pintu depan. Pintu tidak dibuka. Arman masuk lewat pintu dapur yang
dibuka oleh adik Efr.
"Sampai di dalam,
Arman mendapati Efr sudah tergantung di tangga menggunakan kabel antena,"
kata Sofyan saat dihubungi, Rabu.
Kabel antena sepanjang
dua meter yang menjerat leher Efr segera dipotong dengan menggunakan gergaji.
Arman lalu membawa anaknya itu ke Klinik Yadika.
Sampai di klinik, dokter
menyatakan bahwa Efr sudah tak bernyawa.
Sofyan mengatakan, Efr
diduga telah bunuh diri karena stress.
Menurut kedua
orangtuanya, Efr yang saat ini sedang sibuk mengerjakan skripsi, putus asa
karena skripsinya sudah dua kali ditolak. Efr juga diketahui baru saja putus
cinta dengan pacarnya.
"Tindakan kepolisian
langsung mendatangkan ambulans dan membawa korban ke RS Fatmawati untuk
visum," kata Sofyan.
Solusi
Untuk menghindari
terjadinya kasus serupa, ada baiknya kita untuk selalu memberi perhatian untuk
orang-orang di sekitar kita agar tidak ada kenalan maupun kerabat yang
mengalami hal serupa. Ceritakan serta mintalah penndapat atau nasehat dari
orang sekitar atau berilah nasehat/ masukan untuk orang yang membutuhkan.
Seputus asa apapun kita seharusnya tidak boleh sampai melakukan tindakan bunuh
diri seperti itu, ada banyak cara untuk menghilangkan stres salah satunya
adalah dengan berolahraga. Berolahraga terbukti ampuh menghilangkan stres serta
menjernihkan pikiran, menghilangkan pikiran-pikiran negatif, dan sudah pasti
menyehatkan tubuh. Menurut penelitian, orang yang memiliki tubuh bugar lebih
mudah untuk mengendalikan kadar stres mereka.
Komunikasi
Dalam Manajemen
A. Komunikasi
Kegiatan
perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau
perasaan. (Roben). Komunikasi merupakan sebuah proses sosial. Komunikasi adalah
kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti atau makna yang perlu dipahami
bersama oleh pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi tersebut.
B. Proses
Komunikasi
-
Pengirim pesan dan isi pesan / materi
Pengirim pesan adalah
orang yang mempunyai ide untuk disampaikan kepada seseorang dengan harapan
dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya.
Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh pengirim
pesan. Pesan dapat verbal atau nonverbal dan pesan akan efektif bila
diorganisir secara baik dan jelas.
-
Simbol atau Isyarat
Pada tahap ini pengirim
pesan membuat kode atau simbol sehingga pesannya dapat dipahami oleh orang
lain. Biasanya seorang manajer menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata,
gerakan anggota badan, (tangan, kepala, mata dan bagian muka lainnya). Tujuan
penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap, perilaku
atau menunjukkan arah tertentu.
-
Media atau Penghubung
Adalah alat untuk
penyampaian pesan seperti ; televisi, radio surat kabar, papan pengumuman,
telepon dan lainnya. Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan yang
akan disampaikan, jumlah penerima pesan, situasi dan sebagainya.
-
Mengartikan kode atau Isyarat
Setelah pesan diterima
melalui indera (telinga, mata dan seterusnya) maka si penerima pesan harus
dapat mengartikan simbol/kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dimengerti
atau dipahaminya.
-
Penerima Pesan
Penerima pesan adalah
orang yang dapat memahami pesan dari si pengirim meskipun dalam bentuk kode / isyarat
tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh pengirim.
-
Umpan Balikan
Umpan balik adalah
isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk
verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu
dampak pesannya terhadap sipenerima pesan Pemberi balikan menggambarkan
perilaku penerima pesan sebagai reaksi dari pesan yang diterimanya. Balikan
bermanfaat untuk memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan
pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan kepercayaan serta keterbukaan
diantara komunikan, juga balikan dapat memperjelas persepsi.
C. Hambatan
dalam Komunikasi
-
Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas
bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau
situasi emosional.
- Hambatan dalam penyandian atau simbol. Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama.
- Hambatan dalam penyandian atau simbol. Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama.
-
Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi,
misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat
mendengarkan pesan.
-
Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si
penerima
- Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima atau mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
- Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
- Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima atau mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
- Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
-
Hambatan Fisik
Hambatan
fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi,
dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan
sebagainya.
-
Hambatan Semantik.
Kata-kata
yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang
berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima
-
Hambatan Psikologis
Hambatan
psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai
serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.
D.
Komunikasi Interpersonal Efektif dalam Organisasi
Komunikasi
interpersonal adalah sebuah proses penyampaian pikiran-pikiran atau informasi
dari seseorang kepada orang lain mealui suatu cara tertentu sehingga orang lain
tersebut mengerti apa yang dimaksud oleh penyampaian pikiran-pikiran atau
informasi. Haney (1973) menemukan bahwa semakin tinggi kepercayaan cenderung semakin
tinggi juga motivasi kerja. Jika bawahan merasa bahwa atasan mereka tidak
percaya kepada mereka, mereka akan merespon dengan sedikit kebencian dan kurang
kerelaan.
E.
Model Pengolahan Informasi dalam Komunikasi
Model
Pengolahan Informasi pada dasarnya menitikberatkan pada cara-cara memperkuat
dorongan-dorongan internal manusia untuk memahami dunia dengan cara menggali
dan mengorganisir data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan
pemecahannya, serta mengembangkan bahasa untuk mengungkapkannya. Model
Pengolahan informasi berorientasi pada :
-
Proses Kognitif
-
Pemahaman Dunia
-
Pemecahan Masalah
-
Berpikir Induktif
F.
Model Interaktif Manajer dalam Komunikasi
Confidence,
dalam manajemen timbulnya suatu interaksi karena adanya rasa nyaman. Kenyamanan
tersebut dapat membuat suatu organisasi bertahan lama dan menimbulkan suatu
kepercayaan dan pengertian.
Immediacy,
ini adalah model organisasi yang membuat suatu organisasi menjadi segar dan
tidak membosankan.
Interaction
Management, adanya berbagai interaksi dalam manajemen seperti mendengarkan
dan juga menjelaskan kepada berbagai pihak yang bersangkutan.
Expressiveness,
mengembangkan suatu komitmen dalam suatu organisasi dengan berbagai macam
ekspresi perilaku.
Other-orientation,
dalam hal ini suatu manajemen organisasi berorientasi pada pegawai.
Daftar
Pustaka
Chaplin, J.P. (2011).
Kamus lengkap psikologi. Jakarta: Rajawali Pers.
Lilico, T.M. 1984.
Komunikasi Manajemen. Jakarta : Erlangga
Munandar, A.S. (2008).
Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI-Pers.
Cangara, Hafied. 2008.
Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Raja Grafindo
Suhendra, (2006). Peranan
birokrasi dalam pemberdayaan masyarakat. Bandung : Alfabeta.
Hanggraeni, Dewi. (2012).
Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI.
Muhammad, Arni. 1995.
Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara
Sopiah,
(2008). Perilaku Organisasional. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset.
http://megapolitan.kompas.com/read/2016/07/27/18015261/mahasiswa.bunuh.diri.diduga.kar
ena.skripsi.ditolak.dan.putus.cinta
Jumat, 18 November 2016
Controlling, Kekuasaan, dan Pengaruh
CONTROLLING FUNGSI MANAJEMEN
Pengertian Controlling
(Pengawasan)
Controlling atau, sering disebut kendali,
pengendalian, ataupun pengawasan, merupakan salah satu fungsi manajemen yang
berupa mengadakan penilaian bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang
dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan tujuan yang telah
ditetapkan. Bila ditinjau dari proses, maka proses itu adalah proses yang
dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan
dan dilaksanakan bisa berjalan sesuai target yang diharapkan. Pengawasan
merupakan tindakan seorang manejer untuk menilai dan mengendalikan jalan suatu
kegiatan yang mengarah demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
Pengertian
Controlling menurut beberapa ahli
Henri Fayol (1916) merumuskan salah
satu definisi pertama kontrol karena berkaitan dengan manajemen, adalah
pengendalian suatu usaha terdiri dari melihat bahwa segala sesuatu yang sedang
dilakukan sesuai dengan rencana yang telah diadopsi, perintah yang telah
diberikan, dan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan. Controlling sangat penting untuk mengetahui kesalahan agar mereka
dapat diperbaiki dan dicegah dari berulang.
George R. Terry, pengawasan (controlling) yaitu untuk mengawasi
apakah gerakan dari organisasi ini sudah sesuai dengan rencana atau belum.
Serta mengawasi penggunaan sumber daya dalam organisasi agar bisa terpakai
secara efektif dan efisien tanpa ada yang melenceng dari rencana.
Harold Koontz, pengendalian adalah
pengukuran dan koreksi kinerja dalam rangka untuk memastikan bahwa
tujuan-tujuan perusahaan dan rencana yang dirancang untuk mencapainya tercapai.
Langkah-Langkah Controlling
1. Tahap Penetapan Standar
Tujuannya adalah sebagai sasaran,
kuota, dan target pelaksanaan kegiatan yang digunakan sebagai patokan dalam
pengambilan keputusan. Bentuk standar yang umum yaitu:
Standar Fisik, misalnya kuantitas
barang atau jasa serta kualitas produk.
Standar Moneter, ditujukan dalam
rupiah mencakup biaya tenaga kerja, penjualan, laba kotor, dan lain-lain.
Standar Waktu, meliputi kecepatan
produksi atau batas waktu pekerjaan yang harus diselesaikan.
2. Tahap Penentuan Pengukuran
Pelaksanaan Kegiatan
Digunakan sebagai dasar atas
pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara tepat.
3. Tahap Pengukuran Pelaksanaan
Kegiatan
Beberapa proses yang berulang-ulang
dan continue, yang berupa atas, pengamatan laporan, metode, pengujian dan
sampel.
4. Tahap Pembandingan
Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa Penyimpangan
Digunakan untuk mengetahui penyebab
terjadinya penyimpangan dan menganalisanya mengapa bisa terjadi demikian, juga
digunakan sebagai alat pengambilan keputusan bagi manajer.
5. Tahap Pengambilan Tindakan
Koreksi
Bila diketahui dalam pelaksanaannya
terjadi penyimpangan, dimana perlu ada perbaikan dalam pelaksanaan.
Tipe-Tipe Controlling (Pengawasan)
1. Pengawasan Pendahuluan
Dirancang untuk mengantisipasi
adanya penyimpangan dari standar atau tujuan dan memungkinkan koreksi dibuat
sebelum suatu tahap kegiatan tertentu diselesaikan.
2. Pengawasan yang Dilakukan
Bersama dengan Pelaksanaan Kegiatan
Proses dimana aspek tertentu dari
suatu prosedur harus disetujui dulu atau syarat tertentu harus dipenuhi dulu
sebelum kegiatan-kegiatan bisa dilanjutkan, untuk menjadi semacam peralatan “double check” yang telah menjamin
ketepatan pelaksanaan kegiatan.
3. Pengawasan Umpan Balik
Mengukur hasil-hasil dari kegiatan
yang telah diselesaikan.
Membuat Strategi Contolling
untuk Sebuah Organisasi
1.
Mendesain strategi yang sederhana
Sebagai
pemimpin perusahaan, kita harus bisa melihat potensi dan kinerja yang baik pada
setiap karyawan oleh karena itu dengan memberikan kerja yang rutin pada
karyawan, kita mampu mengamati dan memberikannya reward berdasarkan
perilakunya.
2. Mendesain
strategi yang lebih kompleks
Pada
tahap ini, pemimpin perusahaan lebih memberikan tantangan pekerjaan yang besar
kepada karyawannya, pada saat itu pemimpin perusahaan dapat melihat perilaku
yang dimunculkan oleh karyawan dan apabila karyawan tersebut dapat mengatasinya
dengan baik maka reward positif dapat berikan kepada karyawan yang berhasil
melakukannya dengan baik.
3. Mendesain
strategi yang lebih kompleks lagi
Disini
pemimpin perusahaan, menciptakan pekerjaan yang menarik bagi karyawan tetapi
dengan memberikan skema evaluasi yang lebih mudah seperti penghasilan,
keuntungan, dsb.
4. Menjauhi
tekanan pada evaluasi pelaksanaan
Agar
semuanya dapat berjalan dengan baik dan sesuai rencana.
KEKUASAAN DAN PENGARUH
Pengertian Kekuasaan
Kekuasaan adalah
kemampuan yang dimiliki seseorang atau kelompok untuk mempengaruhi individu ataupun
kelompok lain. Kekuasaan yang dimiliki seseorang akan menempatkan orang
tersebut dalam suatu kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang lain
yang dipengaruhinya. Pada umumnya kekuasaan akan menciptakan suatu hubungan
yang vertikal dalam suatu organisasi. Kekuasaan juga akan menentukan siapa yang
pantas dan seharusnya mengambil keputusan dalam suatu organisasi. Sumber
kekuasaan itu sendiri ada tiga macam, yaitu kedudukan, kepribadian, dan
politik.
Pengertian
kekuasaan menurut para ahli
Menurut Gilbert W.
Fairholm, kekuasaan adalah kemampuan individu untuk mencapai tujuannya saat
berhubungan dengan orang lain, bahkan ketika dihadapkan pada penolakan mereka.
Walter Nord merumuskan
kekuasaan itu sebagai suatu kemampuan untuk mempengaruhi aliran, energi dan
dana yang tersedia untuk mencapai suatu tujuan yang berbeda secara jelas dari
tujuan lainnya. Kekuasaan dipergunakan hanya jika tujuan-tujuan tersebut paling
sedikit mengakibatkan perselisihan satu sama lain.
Sumber-Sumber
Kekuasaan dalam Organisasi
Kekuasaan Berdasarkan Kedudukan
Memiliki pengaruh
potensial yang berasal dari kewenangan yang sah karena kedudukannya dalam
organisasi terdiri dari: Kewenangan Formal dan Kekuasaan Pribadi.
Kewenangan Formal
Kewenangan yang mengacu
pada hak prerogatif, kewajiban dan tanggung jawab seseorang berkaitan dengan
kedudukannya dalam organisasi atau sistem sosial.
Kontrol terhadap Sumber
Daya dan Imbalan
Merupakan kontrol dan
penguasaan terhadap sumber daya dan imbalan terkait dengankedudukan formal.
Makin tinggi posisi seseorang dalam hirarki organisasi, makin banyak kontrol
yang dipunyai orang tersebut terhadap sumber daya yang terbatas.
Kontrol terhadap Hukum
Merupakan kapasitas untuk
mencegah seseorang memperoleh imbalan.
Kontrol terhadap Informasi
Menyangkut kontrol
terhadap akses terhadap informasi penting maupun kontrol terhadap distribusinya
kepada orang lain.
Kontrol ekologis
Menyangkut kontrol terhadap
lingkungan fisik, teknologi dan metode pengorganisasian pekerjaan.
Pengertian Pengaruh
Sebagai esensi dari
kepemimpinan, pengaruh diperlukan untuk menyampaikan gagasan, mendapatkan
penerimaan dari kebijakan atau rencana dan untuk memotivasi orang lain agar
mendukung dan melaksanakan berbagai keputusan.
Pengertian
pengaruh menurut para ahli
Menurut Wiryanto, pengaruh
merupakan tokoh formal maupun informal dalam masyarakat. Mempunyai ciri lebih
cosmopolitan, kompeten, inovatif, dan aksesibel disbanding pihak yang
dipengaruhi.
Menurut Norman Barry, pengaruh
adalah suatu tipe kekuasaan yang jika seseorang dipengaruhi agar bertindak
dengan cara tertentu, dapat dikatakan terdorong untuk bertindak demikian,
sekalipun ancaman sanksi yang terbuka tidak merupakan motivasi yang
mendorongnya.
Menurut Uwe Becker, pengaruh
adalah kemampuan yang terus berkembang yang berbeda dengan kekuasaan tidak
begitu terkait dengan usaha memperjuangkan dan memaksakan kepentingan.
Pengaruh Taktik dalam Organisasi
Sejumlah studi telah
mengidentifikasi kategori perilaku mempengaruhi yang proaktif yang disebut
sebagai taktik mempengaruhi, yaitu:
Persuasi Rasional
Pemimpin menggunakan
argumentasi logis dan bukti faktual untuk mempersuasi pengikut
bahwa suatu usulan adalah masuk akal dan kemungkinan dapat mencapai sasaran.
Permintaan Inspirasional
Pemimpin membuat usulan
yang membangkitkan entusiasme pada pengikut dengan menunjuk pada nilai-nilai,
ide dan aspirasi pengikut atau dengan meningkatkan rasa percaya diri dari
pengikut.
Konsultasi
Pemimpin mengajak
partisipasi pengikut dalam merencanakan sasaran, aktivitas atau perubahan yang
untuk itu diperlukan dukungan dan bantuan pengikut atau pemimpin bersedia
memodifikasi usulan untuk menanggapi perhatian dan saran dari pengikut.
Menjilat
Pemimpin menggunakan
pujian, rayuan, perilaku ramah-tamah, atau perilaku yang membantu agar pengikut
berada dalam keadaan yang menyenangkan atau mempunyai pikiran yang
menguntungkan pemimpin tersebut sebelum meminta sesuatu.
Permintaan Pribadi
Pemimpin menggunakan
perasaan pengikut mengenai kesetiaan dan persahabatan terhadap dirinya ketika
meminta sesuatu.
Pertukaran
Pemimpin menawarkan suatu
pertukaran budi baik, memberi indikasi kesediaan untuk membalasnya pada suatu
saat nanti, atau menjanjikan bagian dari manfaat bila pengikut membantu
pencapaian tugas.
Taktik Koalisi
Pemimpin mencari bantuan
dari orang lain untuk mempersuasi pengikut agar melakukan sesuatu atau
menggunakan dukungan orang lain sebagai suatu alasan bagi pengikut untuk juga
menyetujuinya.
Taktik Mengesahkan
Pemimpin mencoba untuk
menetapkan validitas permintaan dengan menyatakan kewenangan atau hak untuk
membuatnya atau dengan membuktikan bahwa hal itu adalah konsisten dengan
kebijakan, peraturan, praktik atau tradisi organisasi.
Menekan
Pemimpin menggunakan
permintaan, ancaman, seringnya pemeriksaan, atau peringatan-peringatan terus
menerus untuk mempengaruhi pengikut melakukan apa yang diinginkan.
Pilihan mengenai perilaku
mempengaruhi tergantung pada position
power dan personal power yang
dimiliki pemimpin terhadap orang yang dipimpinnya pada situasi tertentu.
Perilaku mempengaruhi seorang pemimpin secara langsung mempengaruhi sikap dan
perilaku orang yang dipimpin baik berupa komitmen, kepatuhan maupun perlawanan.
Hasil dari proses mempengaruhi, juga mempunyai efek umpan balik terhadap
perilaku pemimpin.Selain itu, dampak kekuasaan pemimpin pada dasarnya
tergantung pada apa yang dilakukan pemimpin dalam mempengaruhi orang yang
dipimpin. Dengan demikian, hasil dari usaha mempengaruhi merupakan akumulasi
dari keterampilan mempengaruhi, perilaku mempengaruhi, dan kekuasaan pemimpin.
Contoh Kasus
Bill Clinton: ISIS Organisasi
Paling Menarik Hari Ini
REPUBLIKA.CO.ID,
WASHINGTON -- Mantan Presiden Amerika Serikat, Bill Clinton mengatakan bahwa
ISIS merupakan organisasi non-pemerintah (LSM) yang layak dikatakan paling
menarik hari ini. ISIS, menurutnya, adalah organisasi yang masih hadir belum
lama, namun sudah terhitung tangguh.
"ISIS adalah
organisasi teroris, LSM, berusaha untuk menjadi sebuah negara. Artinya, mereka
tidak mengenali batas-batas negara yang sah," kata Bill Clinton dalam
ceramah umum di Georgetown University, dilansir Weekly Standard, Selasa
(21/4)
ISIS, lanjut Clinton,
mendirikan sistem peradilan mereka sendiri, mendirikan dan membuat aturan
mereka sendiri. "Anda tidak bisa tidak setuju dengan mereka (ISIS), atau
mereka akan membunuh Anda, seperti yang telah kita lihat," kata Clinton.
Aksi kekejaman ISIS
tengah mendapat kecaman keras dari berbagai belahan dunia. Terakhir, Pemerintah
Etiopia mengecam keras 'pembunuhan masal' terhadap warganya oleh kelompok
militan ISIS.
Pernyataan pemerintah
Etiopia disampaikan pada Senin (20/4), sehari setelah kelompok ISIS merilis
sebuah video brutal yang menunjukkan puluhan warga Kristen Etiopia dipenggal
atau ditembak kepalanya dari belakang di sebuah daerah di Libya.
Saran :
Sudah jelas ada kesalahan pada
paham organisasi tersebut, mereka tidak berhak menggunakan kekerasan seperti
itu. Menyalahgunakan kekuasaannya dari hasil mempengaruhi orang lain untuk
setuju dengan mereka. Dengan menunjukkan video tersebut mereka mengancam agar
orang lain mengikuti mereka, hal tersebut bahkan mempengaruhi anak-anak untuk
bergabung dengan mereka. Kita tidak boleh terpengaruh oleh hal-hal semacam itu.
SUMBER
Samuel, E. (1979). Management control. Boston, Mass: Harvard Business School Press.
Sukoco, BM. (2007). Manajemen administrasi perkantoran modern. Jakarta: Erlangga.
Tangkilisan., .Hessel. (2005). Manajemen publik. Jakarta: PT. Grasindo.
Thoha, Miftah. (2003). Kepemimpinan dalam suatu manajemen: suatu pendekatan perilaku.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Umar, Husein. (2000). Business an introduction. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Media.
Winardi. (1990). Kepemimpinan dalam manajemen. Bandung: Rineka Cipta.
Yukl, G. (2007). Kepemimpinan
dalam organisasi. Jakarta: PT Indeks
www.kompasiana.com/uutsyarifah/fungsi-controlling-dalam-manajemen_54f82624a33311c27b8b554b
www.republika.co.id/berita/internasional/global/15/04/22/nn7dbz-bill-clinton-isis-organisasi-paling-menarik-hari-ini
Jumat, 21 Oktober 2016
Psikologi Manajemen (Tugas Softskill II)
A. PENGERTIAN STRUKTUR
MANAJEMEN
1. Definisi Struktur Organisasi
Struktur
Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi
yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan
operasional untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan
jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan
bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi
yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa.
2. Fungsi dari Manajemen
Pengorganisasian
Sebagai Fungsi dari Manajemen
Pengorganisasian merupakan
fungsi dari manajemen, yang merupakan proses dalam mengatur manusia, tugas,
wewenang dan tanggung jawab dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Fungsinya
:
- Mengatur orang-orang.
- Mengatur kegiatan dalam perusahaan.
- Mengadakan pembagian kerja.
- Menempatkan orang–orang dalam
departemen.
- Menetapkan batasan–batasan wewenang.
3. Manfaat Struktur Fungsional
dan Struktur Divisional
3.1.
Manfaat Struktur Fungsional
- Penggunaan sumber daya yang efisien,
skala ekonomis
- Spesialisasi keterampilan yang
mendalam dan pengembangan
- Kemajuan karier dalam departemen
fungsional
- Panduan dan pengendalian dari
manajemen puncak
- Koordinasi yang luar biasa dalam
fungsi-fungsi
- Pemecahan masalah teknikal yang
berkualitas
3.2. Manfaat Struktur Divisional
Departemen
dikelompokkan ke dalam divisi mandiri terpisah berdasarkan pada kesamaan
produk, program, atau daerah geografis. perbedaan keterampilan merupakan dasar
departementalisasi, dan bukannya kesamaan keterampilan.
- Cepat tanggap, fleksibilitas pada
lingkungan yang tidak stabil
- Memperhatikan kebutuhan konsumen
- Koordinasi kebutuhan konsumen
- Koordinasi yang luar biasa lintas
departmen fungsional
- Pembebanan tanggung jawab yang jelas
bagi permasalahan produk
- Penekanan terhadap keseluruhan produk
dan tujuan divisional
- Pengembangan keterampilan manajemen
umum.
4. Kerugian Struktur Fungsional dan
Struktur Divisional
4.1.
Kerugian Struktur Fungsional
-
Komunikasi lintas departemen fungsional yang buruk
-
Tanggapan lambat yang diberikan pada perubahan lingkungan,
ketinggalan
inovasi
-
Keputusan terkonsentrasi pada hirarki puncak, menciptakan penundaan
-
Tanggung jawab bagi masalah yang muncul sulit ditunjukkan secara tepat
-
Pandangan terbatas mengenai sasaran organisasi dari pada karyawan
-
Pelatihan manajemen umum yang terbatas bagi karyawa.
4.2.
Kerugian Struktur Divisional
- Duplikasi sumberdaya lintas divisi
- Kurang pendalaman teknis dan
spesialisasi dalam divisi-divisi
- Koordinasi yang buruk lintas divisi
- Kurangnya kendali sumberdaya menajemen
puncak
- Kompetesi untuk sumberdaya perusahaan
5.
Contoh Kasus
Samsung dan Apple tampaknya memang menganut hubungan "hate love relationship" atau
hubungan benci tapi cinta. Pasalnya, walau bersaing sengit untuk pasar smartphone,
keduanya pada dasarnya saling membutuhkan.
Dilansir KompasTekno, Kamis (16/4/2015) dari Bloomberg, Samsung membentuk tim khusus untuk mengerjakan komponen layar pada produk-produk Apple. Tim tersebut berisi 200 pekerja yang bekerja secara eksklusif.
Tugas utama tim adalah mengakomodir layar untuk produk-produk iPhone, iPad, dan MacBook. Mereka juga membantu pengembangan produk Apple dan tak diperkenankan untuk membeberkan rencana-rencana Apple ke depan.
Tim ini baru dibentuk pada 1 April lalu. Dengan ini, Apple masih menjaga posisinya sebagai pelanggan divisi komponen Samsung yang terbesar.
"Tim eksklusif untuk Apple mengisyaratkan pengembangan hubungan antara Samsung dan Apple," kata analis dari lembaga penelitian IHS, Jerry Kang.
Sebelumnya, gesekan antara kedua perusahaan terjadi akibat hak paten. Apple menuntut Samsung yang dianggap menjiplak desain iPhone. Samsung pun melancarkan serangan balik.
Vendor Korea Selatan tersebut menuduh pabrikan Cupertino menggunakan beberapa bagian teknologi transmisi wireless buatan Samsung tanpa izin.
Terlepas dari ketegangan di masa lalu, nyatanya kini ikatan kedua perusahaan semakin kuat. Ke depan, Samsung tak hanya bakal jadi pemasok komponen tampilan Apple.
Lebih dari itu, Samsung rencananya juga bakal menjalin kerjasama sebagai pemasok semikonduktor untuk Apple. Disinyalir, Samsung bakal membuat prosesor A9 untuk produk iPhone mendatang.
Dilansir KompasTekno, Kamis (16/4/2015) dari Bloomberg, Samsung membentuk tim khusus untuk mengerjakan komponen layar pada produk-produk Apple. Tim tersebut berisi 200 pekerja yang bekerja secara eksklusif.
Tugas utama tim adalah mengakomodir layar untuk produk-produk iPhone, iPad, dan MacBook. Mereka juga membantu pengembangan produk Apple dan tak diperkenankan untuk membeberkan rencana-rencana Apple ke depan.
Tim ini baru dibentuk pada 1 April lalu. Dengan ini, Apple masih menjaga posisinya sebagai pelanggan divisi komponen Samsung yang terbesar.
"Tim eksklusif untuk Apple mengisyaratkan pengembangan hubungan antara Samsung dan Apple," kata analis dari lembaga penelitian IHS, Jerry Kang.
Sebelumnya, gesekan antara kedua perusahaan terjadi akibat hak paten. Apple menuntut Samsung yang dianggap menjiplak desain iPhone. Samsung pun melancarkan serangan balik.
Vendor Korea Selatan tersebut menuduh pabrikan Cupertino menggunakan beberapa bagian teknologi transmisi wireless buatan Samsung tanpa izin.
Terlepas dari ketegangan di masa lalu, nyatanya kini ikatan kedua perusahaan semakin kuat. Ke depan, Samsung tak hanya bakal jadi pemasok komponen tampilan Apple.
Lebih dari itu, Samsung rencananya juga bakal menjalin kerjasama sebagai pemasok semikonduktor untuk Apple. Disinyalir, Samsung bakal membuat prosesor A9 untuk produk iPhone mendatang.
Saran:
Strutuk Fungsional:
Dilihat dari sudut pandang fungsional dikatakan lebih baik jika Apple melakukan usaha dimana tugas,
orang, dan teknologi dibentuk menjadi per grup-grup “fungsional” yang terpisah
, hal ini perlu dicontohkan dari Samsung
yang mengerjakan hal tersebut dengan membaginya per tim bahkan dibentuknya tim
khusus tersebut. Perlunya hal itu dilakukan agar Apple dapat membuat suatu inovasi yang jauh lebih baik dari produk
mereka sebelumnya, bahkan tidak perlu lagi adanya persaingan yang terjadi
antara Apple dan Samsung. Apabila hal itu membagi per grup benar dilakukan, maka Apple dapat konsen dalam meciptakan,
membentuk dan membuat software bahkan hardware mereka yang bisa lebih baik atau
sama dengan produk Samsung, bahkan
mereka bisa bersaing secara sehat.
Struktur Divisional:
Pada struktur Divisional masih terpelihara
spesialisasi fungsional pada masing masing divisi. Disini dapat dilihat apabila
Apple membentuk divisi pada setiap
bidang yang mereka kerjakan maka hal itu dapat melengkapi satu sama lain. Apple harus lebih peka terhadap pasar
sebagai minat dari produk mereka, dan lebih cepat tanggap terhadap perubahan
yang ada. Mungkin hal yang perlu dilakukan Apple
sebelum membentuk divisi/bagian pada masing-masing spesialisasi unit, yaitu
dengan melakukan pelatihan pada semua karyawan Apple seperti halnya yang Samsung
lakukan.
B. ACTUATING DALAM
MANAJEMEN
1. Pengertian Actuating dalam Manajemen
Menurut
Nawawi (2000) pelaksanaan atau penggerakan (actuating)
yang dilakukan setelah organisasi memiliki perencanaan dan melakukan
pengorganisasian dengan memiliki struktur organisasi termasuk tersedianya
personil sebagai pelaksana sesuai dengan kebutuhan unit atau satuan kerja yang
dibentuk. Di antara kegiatan pelaksanaan adalah melakukan pengarahan, bimbingan
dan komunikasi termasuk koordinasi. Koordinasi sebagai proses pengintegrasian
tujuan dan kegiatan pada satuan kerja yang terpisah suatu organisasi untuk
mencapai tujuan organisasi secara efisien. Tanpa koordinasi, individu dan
departemen-departemen akan kehilangan pegangan atas peranan mereka dalam
organisasi. Mereka mulai mengejar kepentingan diri sendiri yang sering
merugikan pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan.
Kebutuhan
akan koordinasi tergatung pada sifat dan kebutuhan komunikasi dalam pelaksanaan
tugas dan derajat saling ketergantungan bermacam-macam satuan pelaksanaan.
Apabila tugas tersebut memerlukan informasi antar satuan, derajat koordinasi
yang tinggi adalah yang paling baik. Koordinasi sangat dibutuhkan bagi
organisasi yang menetapkan tujuan tinggi.
2. Pentingnya Actuating dalam
Manajemen
Penggerakan
itu sangat penting, disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
- Penggerakan (actuating) adalah usaha untuk menggerakkan manajemen.
- Manusia adalah unsur yang pertama dan
utama dalam kegiatan
manajemen.
- Perencanaan berhasil karena manusia
menyatukan dan menghimpun
kegiatan-kegiatan bersama yang tepat.
- Organisasi menjadi efektif apabila
manusia menggunakannya untuk
bekerja sama secara baik dan tertib.
- Pengawasan akan efektif karena
digunakan untuk membantu manusia
dalam mencapai tujuannya.
- Manajemen akan berhasil apabila
menggerakkan orang-orang atau
manusia yang kompeten dengan tepat.
3. Prinsip Actuating dalam
Manajemen
Kegiatan
penggerakan (actuating) biasanya akan
memperoleh hasil yang maksimal apabila memperhatikan faktor-faktor di
bawah ini :
- Memperlakukan manusia dengan
sebaik-baiknya.
- Mendorong pertumbuhan dan perkembangan
manusia.
- Menanamkan pada manusia keinginan
untuk melebihi.
- Menghargai hasil pekerjaan yang baik
dan sempurna.
- Mengusahakan adanya keadilan tanpa
pilih kasih.
- Memberikan kesempatan yang tepat dan
bantuan yang cukup.
- Memberikan dorongan untuk
mengembangkan potensi dirinya.
Sumber
:
http://www.apapengertianahli.com/2015/03/pengertian-organisasi-tujuan-ciri-struktur-organisasi.html.
http://www.organisasi.org/1970/01/pengertian-struktur-organisasi-serta-empat-elemen-di-dalamnya-ilmu-pengetahuan-ekonomi-manajemen.html
http://www.manajemenn.web.id/2011/08/pengertian-pengorganisasian.html.
http://www.organisasi.org/1970/01/pengertian-struktur-organisasi-serta-empat-elemen-di-dalamnya-ilmu-pengetahuan-ekonomi-manajemen.html
http://www.manajemenn.web.id/2011/08/pengertian-pengorganisasian.html.
http://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-contoh-bentuk-struktur-organisasi/
http://tekno.kompas.com/read/2015/04/16/16260047/Samsung.Bentuk.Tim.Khusus.untuk.Kerjakan.Layar.iPhone
Manulang, M. 2012. Dasar-dasar manajemen. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
http://tekno.kompas.com/read/2015/04/16/16260047/Samsung.Bentuk.Tim.Khusus.untuk.Kerjakan.Layar.iPhone
Manulang, M. 2012. Dasar-dasar manajemen. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Wiratmo, M. Kewirausahaan. Depok: Universitas Gunadarama.
Ramli, R. dan Warsidi, A. Pengantar Manajemen.
Langganan:
Postingan (Atom)