Sabtu, 29 November 2014

Manusia dan Keindahan



·        Pengertian Manusia
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya, karena manusia mempunyai akal budi serta pikiran untuk berfikir secara logis dan dinamis. Manusia juga dianggap makhluk sosial karena manusia tidak bisa hidup tanpa orang lain. Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang mampu menguasai makhluk lain. Secara istilah manusia dapat diartikan sebagai sebuah konsep atau sebuah fakta, secara biologi, manusia diartikan sebagai sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.

·        Pengertian Keindahan
Keindahan, berasal dari kata indah yang artinya bagus, cantik, elok, dan sebagainya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan identik dengan kebenaran, sesuatu yang indah itu selalu mengandung kebenaran. Walaupun kelihatanya indah tapi tidak mengandung kebenaran maka hal itu pada prinsipnya tidak indah. Keindahan atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan.

·        Hakikat dari Keindahan
Keindahan adalah susunan kualitas atau pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal yang disebut kesatuan keselarasan kesetangkupan keseimbangan dan pertentangan.
pengertian keindahan dibedakan menjadi 3, yaitu :
a.      Keindahan dalam arti luas. Menurut Aristoteles keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan,
b.      Keindahan dalam arti estetik murni, pengalaman estetik seseorang dalam hubungan dengan segala sesuatu yang diserapnya,
c.       Keindahan dalam arti terbatas, yang menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan penglihatan yakni berupa keindahan bentuk dan warna.

·        Nilai Estetik
Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik. Dibedakan antara nilai subyektif dan obyektif, namun penggolongan yang penting ialah :
a.            Nilai ekstrinsik yakni nilai yang sifatnya sebagai alat atau membantu untuk sesuatu hal. Contohnya tarian yang disebut halus dan kasar.
b.            Nilai intrinsik yakni sifat baik yang terkandung di dalam atau apa yang merupakan tujuan dari sifat baik tersebut.

Teori estetika keindahan menurut Jean M. Filo dikelompokkan dalam 3 kelompok besar, yaitu :
a.            Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu bersifat subjektif adanya,  yakni karena manusianya menciptakan penilaian indah dan kurang indah dalam pikirannya sendiri.
b.            Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan bersifat objektif adanya, yakni karena keindahan itu merupakan nilai yang intrinsik ada pada suatu objek.
c.             Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu merupakan pertemuan antara yang subjektif dan yang objektif, artinya kualitas keindahan itu baru ada apabila terjadi pertemuan antara subjek manusia dan objek substansi.

·        Hubungan Manusia dengan Keindahan
Manusia dan keindahan memang tak bisa dipisahkan sehingga kita perlu melestarikan bentuk dari keindahan yang telah dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian, keindahan merupakan bagian hidup manusia dan tak dapat dipisahkan di manapun kapan pun serta siapa saja dapat menikmatinya
Keindahan identik dengan kebenaran. Karena itu hanya tiruan lukisan Monalisa yang tidak indah, karena dasarnya tidak benar. Sudah tentu kebenaran disini bukan kebenaran ilmu, melainkan kebenaran menurut konsep dalam seni. Dalam seni, seni berusaha memberikan makna sepenuh-penuhnya mengenai obyek yang diungkapkan. Manusia yang menikmati keindahan berarti manusia mempunyai pengalaman keindahan. Pengalaman keindahan biasanya terlihat atau terdengar walaupun tidak terbatas pada dua bidang tersebut. Orang yang mempunyai konsep keindahan adalah orang yang mampu berimajinasi, rajin dan kreatif dalam menghubungkan benda satu dengan yang lainya. Dengan kata lain imajinasi merupakan proses menghubungkan suatu benda dengan benda lain sebagai objek imajinasi.

·        Cara Untuk Mengetahui Suatu Keindahan

1.      Merenung
Merenung berasal dari kata renung, artinya dengan diam-diam memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Setiap orang pernah merenung. Sudah tentu kadar renungannya satu sarna lain berbeda, apa yang direnungkan itu bergantung kepada obyek dan subyek.
Teori dalam merenung :
a.      Teori Pengungkapan
Teori ini beriktan dengan apa yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan suatu karya seni.
b.      Teori Metafisik
Merupakan salah satu teori yang tertua, membahas estetik filsafat, konsepsi keindahan dan teori seni.
c.       Teori Psikologis
Teori metafisis dari para filsuf yang bergerak diatas taraf manusiawi dengan konsepsi-konsepsi tentang ide tertinggi atau kehendak semesta, umumnya tidak memuaskan karena terlampau abstrak dan spekulatif.

2.      Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi, dari kata dasar rasi artinya cocok, sesuai, atau kena benar. Kata cocok sesuai atau kena mengandung unsur pengertian perpaduan, ukuran dan seimbang. Keserasian identik dengan keindahan. Sesuatu yang serasi tentu tampak indah dan yang tidak serasi tidak indah.
3.      Kehalusan
Kehalusan berasal dari kata halus artinya tidak kasar (perbuatan) lembut, sopan, baik budi bahasanya, beradab. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus. Halus itu berarti suatu sikap manusia dalam pergaulan dalam bermasyarakat.
4.      Kontemplasi dan Ekstansi
Kontemplasi adalah suatu proses bermeditasi, merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam untuk mencari nilai-nilai makna, manfaat, dan tujuan, atau niat hasil penciptaan. Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang indah. Manusia menciptakan berbagai macam peralatan untuk memecahkan rahasia gejala alami. Siklus kehidupan manusia dalam lingkup pandangan ini menunjukkan bahwa kontemplasi selain sebagai tujuan juga sebagai cara atau jalan mencari keserba sempurnaan kehidupan manusia.

Minggu, 16 November 2014

Psikologi Kriminal (Albert Bandura)



Albert Bandura
           
Lahir              : Mundare, 4 Desember 1925 (88 Tahun)
Bidang            : Psikologi
Kebangsaan   : Kanada
Institusi           : Universitas Stanford





Albert Bandura (lahir di Mundare, Kanada, 4 Desember 1925) adalah seorang psikolog. Ia menerima gelar sarjana muda di bidang psikologi dari University of British of Columbia pada tahun 1949. Kemudian, ia melanjutkan studinya ke Universitas Iowa dan meraih gelar Ph.D pada tahun 1952. Pada tahun 1953, ia mulai mengajar di Universitas Stanford. Hingga saat ini, ia masih mengajar di Unicersitas Stanford.
Bandura meneliti beberapa kasus, salah satunya ialah kenakalan remaja. Menurutnya, lingkungan memang membentuk perilaku dan perilaku membentuk lingkungan. Oleh Bandura, konsep ini disebut determinisme resiprokal yaitu proses yang mana dunia dan perilaku seseorang saling memengaruhi. Lanjutnya, ia melihat bahwa kepribadian merupakan hasil dari interaksi tiga hal yakni lingkungan, perilaku, dan proses psikologi seseorang. Proses psikologis ini berisi kemampuan untuk menyelaraskan berbagai citra (images) dalam pikiran dan bahasa.
Dalam teorinya, Bandura menekankan dua hal penting yang sangat mempengaruhi perilaku manusia yaitu pembelajaran observasional (modeling) yang lebih dikenal dengan teori pembelajaran sosial dan regulasi diri. Beberapa tahapan yang terjadi dalam proses modeling:
1.      Atensi (perhatian)
2.      Retensi (ingatan)
3.      Reproduksi
4.      Motivasi

Menurut Bandura, ada beberapa jenis motivasi yaitu:
1.      dorongan masa lalu, yaitu dorongan-dorongan sebagaimana yang dimaksud kaum behavioris tradisional
2.      dorongan yang dijanjikan (insentif) yaitu yang bisa kita bayangkan
3.      dorongan-dorongan yang kentara yaitu seperti melihat atau teringat akan model-model yang patut ditiru

Regulasi diri (kemampuan mengontrol perilaku sendiri) ialah salah satu dari sekian penggerak utama kepribadian manusia. Tiga tahap yang terjadi dalam proses regulasi diri yakni:
1.      Pengamatan diri yakni melihat diri sendiri beserta perilakunya serta terus mengawasi
2.      Penilaian yakni membandingkan apa yang dilihat pada diri dan perilaku dengan standar ukuran tertentu
3.      Respon diri yakni proses memberi imbalan pada diri sendiri setelah berhasil melakukan penilaian sebagai respon terhadap diri sendiri

Bagi mereka yang memiliki konsep diri yang buruk, Bandura memberikan saran untuk memperbaikinya yakni:

  1. Pengamatan diri
  2. Memperhatikan standar ukuran 
  3. Memperhatikan respon diri