Empowerment, Stres, dan Konflik
A.
Empowerment
Pemberdayaan
(empowerment) adalah suatu kegiatan
yang berkesinambungan, dinamis, dan secara sinergis mendorong keterlibatan
semua potensi yang ada secara evolutif dengan keterlibatan semua potensi.
Menurut Ife, pemberdayaan (empowerment)
adalah meningkatkan kekuasaan atas mereka yang kurang beruntung. (Suhendra,
2006)
Empowerment sebagai
mendorong dan membolehkan seseorang untuk mengambil tanggung jawab secara
pribadi untuk meningkatkan atau memperbaiki cara menyelesaikan pekerjaan hingga
dapat meningkatkan kontribusi dalam pencapaian sasaran organisasi. (Richard
Carfer)
Jadi empowerment adalah suatu kegiatan
berupa pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dari atasan kepada bawahannya
dengan adanya kontrol untuk dapat mendorong potensi yang ada demi pencapaian
sasaran organisasi.
B.
Stres
Stres adalah
suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu
kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau
penghalang. (Robbins)
Wolfolk
dan Richardson menyatakan bahwa adanya sistem kognitif, apresiasi stres menyebabkan
segala peristiwa yang terjadi disekitar kita akan dihayati sebagai suatu stres berdasarkan
arti atau interpretasi yang kita berika terhadap peristiwa tersebut, dan bukan
karena preristiwa itu sendiri. Jadi stres adalah suatu keadaan
ertekan baik secara fisik maupun psikologis.
Sumber stres
-
Faktor lingkungan, perubahan siklus bisnis menciptakan ketidakpastian ekonomi
hingga orang mulai khawatir akan ekonominya.
-
Faktor organisasi, tekanan dalam bekerja, beban kerja yang berlebihan, atasan
yang menuntut, sampai rekan kerja yang tidak bersahabat.
-
Stresor, tuntutan tugas, peran, hubungan anta pribadi, tuntutan fisik, struktur
organisasi, kepemimpinan, dll.
-
Faktor pribadi, masalah keluarga, masalah ekonomi, serta epribadian dan
karakter yang melekat dalam diri.
C.
Konflik
Konflik
merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan
akibat daripada keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara
dua pihak atau lebih pihak secara berterusan. (Taquiri dalam Newstorm &
Davis)
Konflik
organisasi merupakan interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain
berhubungan dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan. (Minnery)
Konflik
diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih dimana salah
satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau
membuatnya tidak berdaya.
Jenis
– jenis konflik
Dilihat dari yang
terlibat di dalamnya dibagi 6, yaitu:
- Konflik dalam diri individu; tugas yang
melebihi batas kemampuannya.
- Konflik antar individu; terjadi karena
perbedaan kepribadian.
- Konflik individu dan kelompok; karena
indivdu tidak dapat menyesuaikan dengan norma kelompok.
- Konflik antar kelompok dalam organisasi
yang sama; karena masing –masing punya tujuan yang berbeda dan berusaha
mencapainya.
- Konflik antar organisasi; biasanya
karena perebutan sumber dayayang sama.
- Konflik antar individu dalam organisasi
yang berbeda; biasanya karena ada perilaku individu yang berdampak negative
terhadap organisasi tersebut.
Dilihat dari posisi dalam
organisasi dibagi 4, yaitu:
Konflik vertikal; antara atasan dan
bawahan.
Konflik horizontal; konflik antar karyawan
yang kedudukannya sama.
Konflik garis-staff; biasanya antara
karyawan yang memberi komando dengan penashat organisasi.
Konflik peran; karena satu orang mengemban
peran ganda yang bertentangan.
Dilihat dari fungsinya
dibagi 2, yaitu:
- Konflik fungsional, yaitu konflik yang
mendukung pencapaian tujuan kelompok dan memperbaiki kinerja kelompok.
- Konflik disfungsional, konflik yang
merintangi pencapaian tujuan kelompok.
Proses-proses
Konflik
Menurut Smith
:
- Tahap Antisipasi, yaitu
merasakan munculnya gejala perubahan yang mencurigakan.
- Tahap Menyadari, yaitu
perbedaan mulai diekspresikan dalam bentuk suasana yang tidak mengenakkan.
- Tahap pembicaraan,
yaitu pendapat-pendapat berbeda mulai bermunculan.
- Tahap Perdebatan
Terbuka, yaitu perbedaan pendapat mulai ditunjukkan dengan nyata dan terbuka.
- Tahap Konflik Terbuka,
yaitu masing-masing pihak berusaha memaksakan kehendaknya kepada pihak lain.
D.
Contoh Kasus yang berkaitan dengan Stres & Konflik
Seorang mahasiswa bernama
Efr (20) ditemukan tewas di rumahnya di kawasan Petukangan Selatan,
Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Rabu (27/7/2016). Ia diduga gantung diri.
Kanit Reskrim Polsek
Pesanggrahan, AKP Sofyan Suri, menuturkan Efr ditemukan tergantung di tangga
rumah oleh ayahnya pada sekitar pukul 10.46. Arman, ayah Efr, sejam sebelumnya
pergi mengantarkan istrinya kerja dan menelepon ke rumah tetapi telepon tidak
dijawab.
Sampai di rumah, Arman
mengetok pintu depan. Pintu tidak dibuka. Arman masuk lewat pintu dapur yang
dibuka oleh adik Efr.
"Sampai di dalam,
Arman mendapati Efr sudah tergantung di tangga menggunakan kabel antena,"
kata Sofyan saat dihubungi, Rabu.
Kabel antena sepanjang
dua meter yang menjerat leher Efr segera dipotong dengan menggunakan gergaji.
Arman lalu membawa anaknya itu ke Klinik Yadika.
Sampai di klinik, dokter
menyatakan bahwa Efr sudah tak bernyawa.
Sofyan mengatakan, Efr
diduga telah bunuh diri karena stress.
Menurut kedua
orangtuanya, Efr yang saat ini sedang sibuk mengerjakan skripsi, putus asa
karena skripsinya sudah dua kali ditolak. Efr juga diketahui baru saja putus
cinta dengan pacarnya.
"Tindakan kepolisian
langsung mendatangkan ambulans dan membawa korban ke RS Fatmawati untuk
visum," kata Sofyan.
Solusi
Untuk menghindari
terjadinya kasus serupa, ada baiknya kita untuk selalu memberi perhatian untuk
orang-orang di sekitar kita agar tidak ada kenalan maupun kerabat yang
mengalami hal serupa. Ceritakan serta mintalah penndapat atau nasehat dari
orang sekitar atau berilah nasehat/ masukan untuk orang yang membutuhkan.
Seputus asa apapun kita seharusnya tidak boleh sampai melakukan tindakan bunuh
diri seperti itu, ada banyak cara untuk menghilangkan stres salah satunya
adalah dengan berolahraga. Berolahraga terbukti ampuh menghilangkan stres serta
menjernihkan pikiran, menghilangkan pikiran-pikiran negatif, dan sudah pasti
menyehatkan tubuh. Menurut penelitian, orang yang memiliki tubuh bugar lebih
mudah untuk mengendalikan kadar stres mereka.
Komunikasi
Dalam Manajemen
A. Komunikasi
Kegiatan
perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau
perasaan. (Roben). Komunikasi merupakan sebuah proses sosial. Komunikasi adalah
kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti atau makna yang perlu dipahami
bersama oleh pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi tersebut.
B. Proses
Komunikasi
-
Pengirim pesan dan isi pesan / materi
Pengirim pesan adalah
orang yang mempunyai ide untuk disampaikan kepada seseorang dengan harapan
dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya.
Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh pengirim
pesan. Pesan dapat verbal atau nonverbal dan pesan akan efektif bila
diorganisir secara baik dan jelas.
-
Simbol atau Isyarat
Pada tahap ini pengirim
pesan membuat kode atau simbol sehingga pesannya dapat dipahami oleh orang
lain. Biasanya seorang manajer menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata,
gerakan anggota badan, (tangan, kepala, mata dan bagian muka lainnya). Tujuan
penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap, perilaku
atau menunjukkan arah tertentu.
-
Media atau Penghubung
Adalah alat untuk
penyampaian pesan seperti ; televisi, radio surat kabar, papan pengumuman,
telepon dan lainnya. Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan yang
akan disampaikan, jumlah penerima pesan, situasi dan sebagainya.
-
Mengartikan kode atau Isyarat
Setelah pesan diterima
melalui indera (telinga, mata dan seterusnya) maka si penerima pesan harus
dapat mengartikan simbol/kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dimengerti
atau dipahaminya.
-
Penerima Pesan
Penerima pesan adalah
orang yang dapat memahami pesan dari si pengirim meskipun dalam bentuk kode / isyarat
tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh pengirim.
-
Umpan Balikan
Umpan balik adalah
isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk
verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu
dampak pesannya terhadap sipenerima pesan Pemberi balikan menggambarkan
perilaku penerima pesan sebagai reaksi dari pesan yang diterimanya. Balikan
bermanfaat untuk memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan
pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan kepercayaan serta keterbukaan
diantara komunikan, juga balikan dapat memperjelas persepsi.
C. Hambatan
dalam Komunikasi
-
Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas
bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau
situasi emosional.
- Hambatan dalam penyandian atau simbol. Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama.
- Hambatan dalam penyandian atau simbol. Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama.
-
Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi,
misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat
mendengarkan pesan.
-
Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si
penerima
- Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima atau mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
- Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
- Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima atau mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
- Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
-
Hambatan Fisik
Hambatan
fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi,
dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan
sebagainya.
-
Hambatan Semantik.
Kata-kata
yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang
berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima
-
Hambatan Psikologis
Hambatan
psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai
serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.
D.
Komunikasi Interpersonal Efektif dalam Organisasi
Komunikasi
interpersonal adalah sebuah proses penyampaian pikiran-pikiran atau informasi
dari seseorang kepada orang lain mealui suatu cara tertentu sehingga orang lain
tersebut mengerti apa yang dimaksud oleh penyampaian pikiran-pikiran atau
informasi. Haney (1973) menemukan bahwa semakin tinggi kepercayaan cenderung semakin
tinggi juga motivasi kerja. Jika bawahan merasa bahwa atasan mereka tidak
percaya kepada mereka, mereka akan merespon dengan sedikit kebencian dan kurang
kerelaan.
E.
Model Pengolahan Informasi dalam Komunikasi
Model
Pengolahan Informasi pada dasarnya menitikberatkan pada cara-cara memperkuat
dorongan-dorongan internal manusia untuk memahami dunia dengan cara menggali
dan mengorganisir data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan
pemecahannya, serta mengembangkan bahasa untuk mengungkapkannya. Model
Pengolahan informasi berorientasi pada :
-
Proses Kognitif
-
Pemahaman Dunia
-
Pemecahan Masalah
-
Berpikir Induktif
F.
Model Interaktif Manajer dalam Komunikasi
Confidence,
dalam manajemen timbulnya suatu interaksi karena adanya rasa nyaman. Kenyamanan
tersebut dapat membuat suatu organisasi bertahan lama dan menimbulkan suatu
kepercayaan dan pengertian.
Immediacy,
ini adalah model organisasi yang membuat suatu organisasi menjadi segar dan
tidak membosankan.
Interaction
Management, adanya berbagai interaksi dalam manajemen seperti mendengarkan
dan juga menjelaskan kepada berbagai pihak yang bersangkutan.
Expressiveness,
mengembangkan suatu komitmen dalam suatu organisasi dengan berbagai macam
ekspresi perilaku.
Other-orientation,
dalam hal ini suatu manajemen organisasi berorientasi pada pegawai.
Daftar
Pustaka
Chaplin, J.P. (2011).
Kamus lengkap psikologi. Jakarta: Rajawali Pers.
Lilico, T.M. 1984.
Komunikasi Manajemen. Jakarta : Erlangga
Munandar, A.S. (2008).
Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI-Pers.
Cangara, Hafied. 2008.
Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Raja Grafindo
Suhendra, (2006). Peranan
birokrasi dalam pemberdayaan masyarakat. Bandung : Alfabeta.
Hanggraeni, Dewi. (2012).
Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI.
Muhammad, Arni. 1995.
Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara
Sopiah,
(2008). Perilaku Organisasional. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset.
http://megapolitan.kompas.com/read/2016/07/27/18015261/mahasiswa.bunuh.diri.diduga.kar
ena.skripsi.ditolak.dan.putus.cinta