Minggu, 15 Januari 2017

Tugas Psikologi Manajemen

Empowerment, Stres, dan Konflik
A. Empowerment
Pemberdayaan (empowerment) adalah suatu kegiatan yang berkesinambungan, dinamis, dan secara sinergis mendorong keterlibatan semua potensi yang ada secara evolutif dengan keterlibatan semua potensi. Menurut Ife, pemberdayaan (empowerment) adalah meningkatkan kekuasaan atas mereka yang kurang beruntung. (Suhendra, 2006)
Empowerment sebagai mendorong dan membolehkan seseorang untuk mengambil tanggung jawab secara pribadi untuk meningkatkan atau memperbaiki cara menyelesaikan pekerjaan hingga dapat meningkatkan kontribusi dalam pencapaian sasaran organisasi. (Richard Carfer)
Jadi empowerment adalah suatu kegiatan berupa pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dari atasan kepada bawahannya dengan adanya kontrol untuk dapat mendorong potensi yang ada demi pencapaian sasaran organisasi.

B. Stres
Stres adalah suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang. (Robbins)
Wolfolk dan Richardson menyatakan bahwa adanya sistem kognitif, apresiasi stres menyebabkan segala peristiwa yang terjadi disekitar kita akan dihayati sebagai suatu stres berdasarkan arti atau interpretasi yang kita berika terhadap peristiwa tersebut, dan bukan karena preristiwa itu sendiri. Jadi stres adalah suatu keadaan ertekan baik secara fisik maupun psikologis.
Sumber stres
- Faktor lingkungan, perubahan siklus bisnis menciptakan ketidakpastian ekonomi hingga orang mulai khawatir akan ekonominya.
- Faktor organisasi, tekanan dalam bekerja, beban kerja yang berlebihan, atasan yang menuntut, sampai rekan kerja yang tidak bersahabat.
- Stresor, tuntutan tugas, peran, hubungan anta pribadi, tuntutan fisik, struktur organisasi, kepemimpinan, dll.
- Faktor pribadi, masalah keluarga, masalah ekonomi, serta epribadian dan karakter yang melekat dalam diri.

C. Konflik
Konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan. (Taquiri dalam Newstorm & Davis)
Konflik organisasi merupakan interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan. (Minnery)
Konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Jenis – jenis konflik
Dilihat dari yang terlibat di dalamnya dibagi 6, yaitu:
- Konflik dalam diri individu; tugas yang melebihi batas kemampuannya.
- Konflik antar individu; terjadi karena perbedaan kepribadian.
- Konflik individu dan kelompok; karena indivdu tidak dapat menyesuaikan dengan norma kelompok.
- Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama; karena masing –masing punya tujuan yang berbeda dan berusaha mencapainya.
- Konflik antar organisasi; biasanya karena perebutan sumber dayayang sama.
- Konflik antar individu dalam organisasi yang berbeda; biasanya karena ada perilaku individu yang berdampak negative terhadap organisasi tersebut.

Dilihat dari posisi dalam organisasi dibagi 4, yaitu:
Konflik vertikal; antara atasan dan bawahan.
Konflik horizontal; konflik antar karyawan yang kedudukannya sama.
Konflik garis-staff; biasanya antara karyawan yang memberi komando dengan penashat organisasi.
Konflik peran; karena satu orang mengemban peran ganda yang bertentangan.

Dilihat dari fungsinya dibagi 2, yaitu:
- Konflik fungsional, yaitu konflik yang mendukung pencapaian tujuan kelompok dan memperbaiki kinerja kelompok.
- Konflik disfungsional, konflik yang merintangi pencapaian tujuan kelompok.

Proses-proses Konflik
Menurut Smith :
- Tahap Antisipasi, yaitu merasakan munculnya gejala perubahan yang mencurigakan.
- Tahap Menyadari, yaitu perbedaan mulai diekspresikan dalam bentuk suasana yang tidak mengenakkan.
- Tahap pembicaraan, yaitu pendapat-pendapat berbeda mulai bermunculan.
- Tahap Perdebatan Terbuka, yaitu perbedaan pendapat mulai ditunjukkan dengan nyata dan terbuka.
- Tahap Konflik Terbuka, yaitu masing-masing pihak berusaha memaksakan kehendaknya kepada pihak lain.

D. Contoh Kasus yang berkaitan dengan Stres & Konflik
Seorang mahasiswa bernama Efr (20) ditemukan tewas di rumahnya di kawasan Petukangan Selatan, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Rabu (27/7/2016). Ia diduga gantung diri.
Kanit Reskrim Polsek Pesanggrahan, AKP Sofyan Suri, menuturkan Efr ditemukan tergantung di tangga rumah oleh ayahnya pada sekitar pukul 10.46. Arman, ayah Efr, sejam sebelumnya pergi mengantarkan istrinya kerja dan menelepon ke rumah tetapi telepon tidak dijawab.
Sampai di rumah, Arman mengetok pintu depan. Pintu tidak dibuka. Arman masuk lewat pintu dapur yang dibuka oleh adik Efr.
"Sampai di dalam, Arman mendapati Efr sudah tergantung di tangga menggunakan kabel antena," kata Sofyan saat dihubungi, Rabu.
Kabel antena sepanjang dua meter yang menjerat leher Efr segera dipotong dengan menggunakan gergaji. Arman lalu membawa anaknya itu ke Klinik Yadika.
Sampai di klinik, dokter menyatakan bahwa Efr sudah tak bernyawa.
Sofyan mengatakan, Efr diduga telah bunuh diri karena stress.
Menurut kedua orangtuanya, Efr yang saat ini sedang sibuk mengerjakan skripsi, putus asa karena skripsinya sudah dua kali ditolak. Efr juga diketahui baru saja putus cinta dengan pacarnya.
"Tindakan kepolisian langsung mendatangkan ambulans dan membawa korban ke RS Fatmawati untuk visum," kata Sofyan.
Solusi
Untuk menghindari terjadinya kasus serupa, ada baiknya kita untuk selalu memberi perhatian untuk orang-orang di sekitar kita agar tidak ada kenalan maupun kerabat yang mengalami hal serupa. Ceritakan serta mintalah penndapat atau nasehat dari orang sekitar atau berilah nasehat/ masukan untuk orang yang membutuhkan. Seputus asa apapun kita seharusnya tidak boleh sampai melakukan tindakan bunuh diri seperti itu, ada banyak cara untuk menghilangkan stres salah satunya adalah dengan berolahraga. Berolahraga terbukti ampuh menghilangkan stres serta menjernihkan pikiran, menghilangkan pikiran-pikiran negatif, dan sudah pasti menyehatkan tubuh. Menurut penelitian, orang yang memiliki tubuh bugar lebih mudah untuk mengendalikan kadar stres mereka.


Komunikasi Dalam Manajemen
A. Komunikasi
Kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan. (Roben). Komunikasi merupakan sebuah proses sosial. Komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti atau makna yang perlu dipahami bersama oleh pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi tersebut.

B. Proses Komunikasi
- Pengirim pesan dan isi pesan / materi
Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide untuk disampaikan kepada seseorang dengan harapan dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh pengirim pesan. Pesan dapat verbal atau nonverbal dan pesan akan efektif bila diorganisir secara baik dan jelas.
- Simbol atau Isyarat
Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol sehingga pesannya dapat dipahami oleh orang lain. Biasanya seorang manajer menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata, gerakan anggota badan, (tangan, kepala, mata dan bagian muka lainnya). Tujuan penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap, perilaku atau menunjukkan arah tertentu.
- Media atau Penghubung
Adalah alat untuk penyampaian pesan seperti ; televisi, radio surat kabar, papan pengumuman, telepon dan lainnya. Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan yang akan disampaikan, jumlah penerima pesan, situasi dan sebagainya.
- Mengartikan kode atau Isyarat
Setelah pesan diterima melalui indera (telinga, mata dan seterusnya) maka si penerima pesan harus dapat mengartikan simbol/kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dimengerti atau dipahaminya.
- Penerima Pesan
Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan dari si pengirim meskipun dalam bentuk kode / isyarat tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh pengirim.
- Umpan Balikan
Umpan balik adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap sipenerima pesan Pemberi balikan menggambarkan perilaku penerima pesan sebagai reaksi dari pesan yang diterimanya. Balikan bermanfaat untuk memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan kepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan, juga balikan dapat memperjelas persepsi.

C. Hambatan dalam Komunikasi
- Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
- Hambatan dalam penyandian atau simbol. Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama.
- Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.
- Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima
- Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima atau mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
- Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
- Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya.
- Hambatan Semantik.
Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima
- Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.

D. Komunikasi Interpersonal Efektif dalam Organisasi
Komunikasi interpersonal adalah sebuah proses penyampaian pikiran-pikiran atau informasi dari seseorang kepada orang lain mealui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti apa yang dimaksud oleh penyampaian pikiran-pikiran atau informasi. Haney (1973) menemukan bahwa semakin tinggi kepercayaan cenderung semakin tinggi juga motivasi kerja. Jika bawahan merasa bahwa atasan mereka tidak percaya kepada mereka, mereka akan merespon dengan sedikit kebencian dan kurang kerelaan.

E. Model Pengolahan Informasi dalam Komunikasi
Model Pengolahan Informasi pada dasarnya menitikberatkan pada cara-cara memperkuat dorongan-dorongan internal manusia untuk memahami dunia dengan cara menggali dan mengorganisir data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan pemecahannya, serta mengembangkan bahasa untuk mengungkapkannya. Model Pengolahan informasi berorientasi pada :
- Proses Kognitif
- Pemahaman Dunia
- Pemecahan Masalah
- Berpikir Induktif


F. Model Interaktif Manajer dalam Komunikasi
Confidence, dalam manajemen timbulnya suatu interaksi karena adanya rasa nyaman. Kenyamanan tersebut dapat membuat suatu organisasi bertahan lama dan menimbulkan suatu kepercayaan dan pengertian.
Immediacy, ini adalah model organisasi yang membuat suatu organisasi menjadi segar dan tidak membosankan.
Interaction Management, adanya berbagai interaksi dalam manajemen seperti mendengarkan dan juga menjelaskan kepada berbagai pihak yang bersangkutan.
Expressiveness, mengembangkan suatu komitmen dalam suatu organisasi dengan berbagai macam ekspresi perilaku.
Other-orientation, dalam hal ini suatu manajemen organisasi berorientasi pada pegawai.




Daftar Pustaka
Chaplin, J.P. (2011). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: Rajawali Pers.
Lilico, T.M. 1984. Komunikasi Manajemen. Jakarta : Erlangga
Munandar, A.S. (2008). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI-Pers.
Cangara, Hafied. 2008. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Raja Grafindo
Suhendra, (2006). Peranan birokrasi dalam pemberdayaan masyarakat. Bandung : Alfabeta.
Hanggraeni, Dewi. (2012). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI.
Muhammad, Arni. 1995. Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara
Sopiah, (2008). Perilaku Organisasional. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset.

http://megapolitan.kompas.com/read/2016/07/27/18015261/mahasiswa.bunuh.diri.diduga.kar ena.skripsi.ditolak.dan.putus.cinta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar